PERKEMBANGAN FOTOGRAFI
Fotografi dimulai dengan ide dasar tentang pembuatan kamera, ide
ini sudah ada sejak Abad ke-5 sebelum Masehi. Eksperimen tentang kamera
dilakukan oleh seorang ilmuwan Irak (Arab) yang membuahkan teori
mengenai linearitas cahaya. Pantulan sebuah citra hanya akan tampak
terproyeksikan kesisi lain apabila melalui lubang yang kecil.Citra
lilin disebelah kanan akan tampak terproyeksikan disebelah kiri.
Pengamatannya menjadi cikal bakal kamera obscura di abad ke 11 Sebelum
Masehi.
Kamera obscura ini tidak benar-benar merekam citra, karena penciptaan
akan citra yang permanen akibat tercahayai oleh cahaya (film) belum
tercipta sebelum tahun 1816. Kamera Obscura ini hanya memproyeksikan
citra ke permukaan lain melalui lubang kecil dan digunakan sebagai alat
bantu dalam menggambar, Citra yang diproyeksikan pada permukaan tersebut
juga tampak terbalik.
Kamera Obscura pertama menggunakan lubang kecil dan tenda untuk
memproyeksikan gambar dari luar tenda ke dalam ke daerah yang gelap.
Perlu waktu sampai abad ke-17 untuk meringkas kamera Obscura dari
seukuran tenda yang besar menjadi cukup kecil dan portable serta
penambahan lensa dan lainnya demi penyempurnaan citra yang tercipta.
A. SEBELUM MASEHI
1. Prinsip-prinsip dasar dari kamera lubang jarum terdapat dalam
teks-teks Cina dari abad kelima SM. Berdasarkan pengalamannya penulis
Cina tersebut mendapati bahwa cahaya bersinar menempuh jarak dalam garis
lurus. Filsuf Mo Ti (kemudian Mo Tsu ) adalah orang yang pertama
mengamati pembentukan gambar terbalik dengan lubang kecil. Mo Ti sadar
bahwa benda-benda memantulkan cahaya ke segala arah dan bahwa pantulan
sinar pada bagian atas sebuah objek ketika melewati lubang akan
terproyeksikan pada bagian bawah, dengan kata lain citra benda akan
tampak terbalik (Hammond 1981:1)
2. Di belahan bumi barat Aristoteles (abad keempat SM) Dalam Buku XV,
6, dia bertanya: “Mengapa ketika cahaya matahari menerobos melewati
lubang yang berbentuk persegi panjang seperti barang anyaman, tidak
menghasilkan bentuk persegi panjang pada hasil pantulannya tetapi
lingkaran?” Dalam Buku XV,11, dia bertanya lagi: “Mengapa gerhana
Matahari membentuk serupa sabit, jika dilihat melalui celah kotak-kotak
maupun celah-celah tak beraturan wujudnya seperti celah dedaunan, sinar
yang tampak tetap berbentuk sabit terproyeksikan diatas tanah? Apakah
itu untuk alasan yang sama seperti ketika cahaya masuk melalui lubang
persegi panjang, tetap akan keluar tampak melingkar seperti bentuk
kerucut ?”. (Aristoteles 1936:333,341). Aristoteles tidak menemukan
penjelasan yang memuaskan dan pertanyaannya tetap belum terpecahkan
sampai abad ke-16 (Hammond 1981:5).
B. MASEHI
Penemuan Camera Obscura. Camera (kamar) Obscura (gelap ) yang berarti kamar gelap.
1. Ibnu Al Haitam ( Al Hazen ), seorang cendekiawan Arab pada abad XI
M menuliskan teori prinsip lensa yang mendukung teori Aristoteles
diatas yang berkaitan dengan pembesaran menggunakan lensa cekung dan
cembung dan cermin. Ia adalah orang yang pertama kali menemukan hubungan
antara sumber cahaya, lensa dan gambar yang dihasilkan. Itulah sebabnya
disebut sebagai “Al-Hazen Theorem”. Dia juga menjelaskan bagaimana mata
bisa melihat. Ia berkata bahwa kita hanya bisa melihat ketika cahaya
jatuh pada obyek itu lalu memantul ke mata kita.Karya-karyanya menjadi sumber buku Roger Bacon dan para pakar pengetahuan barat lainnya.
2. Leonardo da Vinci, pada akhir abad ke 15 mencoba menguraikan
secara terperinci tentang kamar gelap/ camera obscura ini. Dengan alat
ini gejala Matahari seperti gerhana dapat diamati.
3. Cesare Cesarino, salah satu murid Leonardo da vinci pada tahun
1521 menjelaskan prinsip dasar camera obscura dalam pengantar tulisan
Vitruvius yang berjudul ‘De Architektura’
4. Girolamo Cardano, seorang dokter dari kota Milan dalam bukunya De
Subtilitate tahun 1550 melengkapi camera obscura dengan menambahkan
lensa biconvex atau lensa yang dikedua sisinya cembung pada lubang
aperture guna memberikan citra yang lebih terang dan jelas.
5. Giovani Battista della porta, pada tahun 1558 dalam bukunya Magiae
Naturalis menulis secara lengkap penjelasan kamera obscura yang
direkomendasikan sebagai “An aid in drawing” atau alat bantu menggambar.
6. Danielo Barbaro, seorang terpandang dari kota venesia Italia,
dalam bukunya ‘La Pratica della perspettiva’ pada tahun 1568 menyatakan
bahwa dengan merubah berbagai ukuran bukaan diafragma pada kemera
obscura akan mempengaruhi ketajaman citra. Pada eksperimennya dia
menggunakan lensa sederhana untuk mempertajam proyeksi bayangangan yang
masuk melalui lubang. Walaupun hasilnya belum sempurna namun pada tahun
inilah menandai digunakannya diafragma pada lensa dalam perkembangan
camera obscura.
7. Egnatio Danti, seorang ahli matematika dari Florence, dlm bukunya
‘La prospettiva di Euclide’ pada tahun 1573 menyumbang perubahan penting
dalam camera obscura dengan menambahkan cermin concave untuk
menormalkan citra yang terbalik (to redress the hitherto inverted image)
8. Daniel Schwenter, 1636 seorang professor matematika dari
universitas Altdorf, Jerman dalam bukunya ‘Deliciae physico
mathematicae’ menjelaskan secara detail tentang penggunaan system lensa
yang berdasarkan pada tiga jarak focus yang berbeda. Dia juga meletakkan
dasar-dasar penggunaan lensa bundar pada penciptaan foto panorama.
9. Johan Zahn, 1685-1686 seorang pendeta di Warzburg membuat berbagai
ilustrasi dari berbagai macam tipe box camera obscura yang cukup
portable yang dapat dibawa kemana-mana yang dijelaskan dalam bukunya
oculus artificialis teledioptricus. Kamera Zhan ini tingginya 9 inci dan
panjangnya dua kaki terbuat dari kayu. Kamera ini tidak saja dilengkapi
dengan lensa yang dapat dimaju mundurkan saja untuk mencari ketajaman
gambar namun juga dilengkapi dengan diafragma serta kaca pantul untuk
melihat/mengontrol tangkapan lensa dari luar kotak. Alat ciptaan Zahn
ini sebetulnya sangat identik dengan cara kerja kamera refleks lensa
tunggal yang dipakai saat ini.
PENEMUAN FILM
1. Heinrich Schulze, professor anatomi di universitas Altdorf. Pada
tahun 1725 mengamati substansi kimia silver salt (garam perak) yang
menghitam bukan karena panas matahari atau panas udara melainkan oleh
cahaya matahari. Inilah awal ditemukannya penemuan bahan kimia yang
terkait dengfan dunia fotografi di masa-masa berikutnya.
2. Carl Wilhem Scheele, seorang ahli kimia dari swedia tahun 1777
telah membuktikan bahwa sinar cahaya ultra violet memberikan efek yang
cepat dalam menghitamkan perak klorida dibandingkan dengan cahaya-cahaya
spectrum yang lain.
3. Thomas Wedgewood, upayanya yang berkaitan dengan fotografi dimuat
dalam “The Journal Of The Royal Institution”, London, 1802. Dia mencoba
mengabadikan gambar-gambar dengan camera obscura pada silver-nitrate
dengan membuat copy daun-daunan, sayap serangga, dan benda lainnya
diatas permukaan kaca.
4. Joseph Nicephore Niepce, seorang lithographer dan inventor
Perancis telah lama melakukan percobaan dengan kamera dan berbagai macam
bahan kimia. Pada tahun 1816 dia berhasil membuat gambar negative
dengan cahaya. Filmnya menggunakan kertas yang diolesi dengan silver
chloride (perak klorida) dan difixatif dengan asam nitrat (nitrat acid).
Baru pada tahun 1826, Niepce berhasil membuat karya fotografi pertama
dengan cara melumari selembar plat timah dengan larutan aspal dan
dilumuri bahan peka cahaya dan dimasukkan ke dalam camera obscura,
setelah di sinari selama 8 jam dia berhasil mengabadikan pemandangan
samar-samar halaman rumahnya di Perancis. Karya positipnya View from the
Window at Le Gras,” Saint-Loup-de-Varennes (France). yang terdapat pada
lempengan ini disebutnya Heliographie (sun drawing).
5. Louis Jacques Mande Daguerre,seorang disainer diorama Perancis
yang bekerjasama dengan Niepce telah berhasil menciptakan karya
fotografi positif diatas lempengan logam dengan detil yang lebih akurat.
Daguerre menggunakan plat diolesi dengan perak chloride dan kemudian
diberi uap ionida. Perak ini setelah kering akan menjadi peka cahaya.
Plat yang sudah diberi bahan peka cahaya itulah yang kemudian disinari
selama 30 menit. Plat yang sudah disinari kemudian diuapi dengan air
raksa dalam tabung yang dipanaskan. Dengan menggunakan kaca berwarna
dapat dikontrol perkembangan reaksi yang terjadi sampai gambar yang
tadinya leten muncul seperti yang dikehendaki. Karya yang dibuat dengan
menggunakan camera obscura ini exposure time nya kurang lebih sekitar
25-30 menit lebih cepat dari penemuan Niepce yang membutuhkan exposure
time 8 jam. Karya ini disebut Daguerreotype yang dipatenkan oleh
Francois Arago pada tanggal 19 agustus 1839 dan dibeli oleh pemerintah
Perancis sebagai hadiah untuk dunia
6. Wiliam Henry Fox Talbot, 1840 disebut juga sebagai pioneer
fotografi dari Inggris yang berhasil menciptakan karya fotografi diatas
kertas dengan proses negative ke positif yang disebut Calotype/Talbotype
(kalos bahasa Yunani berarti : indah ). Dia juga menuliskan buku
fotografi Pencil of Nature yang berisi uraian proses karya fotografinya
yang dilengkapi dengan berbagai hasil karya calotypenya.
PERKEMBANGAN SELANJUTNYA
Joseph Max Petzval menciptakan lensa yang kekuatannya hampir 16 kali
lebih kuat daripada lensa Daguerre. Lensa ini mempunyai diafragma
sekitar f/17. Setelah itu terjadilah penemuan Rana (shutter) yang dapat
mengatur pencahayaan film. Rana yang pertama kali digunakan tidak
dipasang didalam kamera melainkan di depan lensa. Rana ini mirip
guilotin, apabila dilepas tombolnya maka papan yang diberi lubang akan
jatuh melewati lensa dan memberi kesempatan untuk masuknya cahaya.
Pada tahun 1888 George Eastman berhasil memasarkan kamera box dengan
merk Kodak yang mudah cara penggunaannya.Apalagi ia menjual film
gulungan dengan alas seluloid pada tahun 1891 yang dapat diisikan
kedalam kamera tanpa harus melalui kamar gelap. Pekerjaan memotret jadi
lebih mudah dan praktis.
Sekitar Tahun 1924 di Jerman perusahaan Leitz Wetzlar memeperkenalkan
kamera kecil format 35mm yang dirancang oleh Oscar Barnack. Kamera ini
muncul dengan nama Leica dan terkenal sebagai pelopor kamera format
35mm. sejak saat itulah tidak terbendung lagi perkembangan fotografi.
Pabrik-pabrik foto muncul dengan penemuan barunya seperti misalnya
Kodak, Rolleiflex, Rolleicord, Linholf, Nikon, Canon, Fujika, fuji,
Pentax, Mamiya, Yashica, Ricoh, Minolta, Horseman, Sinar. Hingga hadir
beberapa perusahaan baru pada akhir tahun 2010. Dan dari data terakhir
hampir sekitar 250 perusahaan produsen kamera dan lensa beredar di
pasaran.
PERKEMBANGAN ERA MODERNISASI
Perkembangan dan pertumbuhan photography itu sendiri sangat cepat dan
berkembang terus menurus hingga sekarang, perkembangan yang di lakukan
oleh perusahaan-perusahaan kamera membuat persaingan antara satu kamera
dan produsen kamera lainnya berlomba-lomba mengeluarkan ide kamera
terbaiknya.
Seperti penambahan megapixel yang di yakini setiap pelaku
photographer semakin kamera memiliki megapixel yang besar maka gambar
yang di hasilkan juga semakin bagus. Terus terjadi perkembangan dengan
peningkatan sensor/prosesor dari kamera itu sendiri.
Dan pada manusia modern sendiri mafaat dari kamera di manfaatkan
dengan sebaiknya, seperti melakukan promosi sebuah produk dan barang,
hingga melakukan pemantauan dan penelitian. Dan mafaat dari penggunaan
kamera membuat manusia menjadi mudah dalam mengingat sebuah kenangan
hingga sekarang.
Tapi di sayangkan sekali penambahan fitur-fitur kamera yang begitu
banyak untuk membuat kamera itu bagus, tapi terkadang membuat para
penggunanya bingung dalam menggunakannya.
sumber : https://ekonomikamultimedia.wordpress.com/2015/04/07/artikel-photografi/